Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu, minimal jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistem lima langkah.
Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan kegiatan persiapan, antara lain:
• Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
• Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka Posyandu, dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah dan lain-lain.
• Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu, seperti: alat timbang (dacin, sarung timbang, pita LILA), alat ukur panjang/tinggi badan, obat (kapsul vitamin A dan TTD), oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
• Melakukan pembagian tugas antar kader.
• Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak PKK desa.
• Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan diperlukan.
Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan mulai dari pendaftaran hingga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah pertama hingga keempat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
1. Langkah pertama: pendaftaran
a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS nya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan menuju ke langkah 4.
2. Langkah kedua: penimbangan
a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2.
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
Langkah-langkah penimbangan:
1) Mempersiapkan dacin
a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana rumah atau kusen pintu, atau dahan pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada dacin.
f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana timbang/kotak timbang dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/ batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
2) Penimbangan balita
a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam kilogram dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.
3. Langkah ketiga; pengisian KMS
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu, kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh anak yang datang dan ditimbang. KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak salah.
Cara mengisi KMS:
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian “Nama Ibu” dan “Nama Anak” pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil jika ada.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga balita untuk mengisinya.
c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA). Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku KIA).
d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di bawah umur 0 (nol) bulan.
Contoh: Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari ‘08” di bawah umur 0 bulan.
f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom “Bulan penimbangan”.
h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus.
Catatan: Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.
j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang (√) bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda strip (–).
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju langkah ke-4.
4. Langkah keempat; penyuluhan
a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.
b. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak:
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak adalah sebagai berikut.
1) Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
2) Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
3) Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
4) Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
5) Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan grafik berat badan lebih kecil dari KBM.
c. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan menuliskan “N” jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ketenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, oralit, dan lain-lain..
f. Tindak lanjut hasil penimbangan Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah:
1) Berat Badan Naik (N):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk mempertahankan kondisi anak sehat.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu.
b) menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
d) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu
e) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah (BGM):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera di KMS secara sederhana.
c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
d) Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
e) Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur):
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses tumbuh kembang anak.
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan.
5. Langkah kelima: pelayanan kesehatan
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PL KB) yang memberikan layanan antara lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.